Senator Agita Bangkitkan Semangat Kebangsaan kepada Pelajar di Bandung

Bandung, lensademokrasi.com — Upaya memperkuat karakter kebangsaan di kalangan generasi muda terus digencarkan. Anggota Komite III DPD RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat, Agita Nurfianti, menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di SMA Negeri 9 Bandung, Kamis (16/5/2025).

Kegiatan ini diikuti ratusan siswa dan guru yang menyambut dengan antusias pemaparan tentang pentingnya empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Empat pilar ini bukan sekadar hafalan di kelas, tapi harus menjadi pegangan dalam setiap tindakan kita sebagai warga negara,” ujar Agita dalam sesi dialog interaktif bersama para pelajar.

Agita menegaskan, pelajar tidak hanya berperan sebagai penuntut ilmu, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai luhur bangsa. Dalam era digital dan keterbukaan informasi yang tak terbendung, menurutnya, generasi muda harus memiliki fiter nilai, agar tidak mudah terprovokasi, terpecah belah, atau kehilangan identitas kebangsaannya.

“Indonesia butuh pemuda yang bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga kuat karakter, cinta tanah air, dan mampu hidup berdampingan dalam keberagaman,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan pentingnya pendidikan karakter sebagai pilar utama pembentukan generasi penerus bangsa yang tangguh dan beretika. Karakter tersebut, lanjutnya, harus dibentuk sejak dini melalui pembelajaran yang kontekstual dan dekat dengan realitas sosial.

Dalam kesempatan tersebut, Agita juga mengenalkan peran dan fungsi DPD RI dan MPR RI, yang selama ini belum banyak dipahami secara luas oleh masyarakat, terutama pelajar. Menurutnya, mengenalkan lembaga negara kepada generasi muda adalah bagian penting dari pendidikan politik yang sehat dan bertanggung jawab.

“DPD RI punya tanggung jawab untuk menyuarakan aspirasi daerah serta turut menyebarkan nilai-nilai kebangsaan ke seluruh penjuru Indonesia,” ujarnya.

Agita menekankan, nasionalisme bukan sekadar simbol atau slogan, tetapi harus hadir dalam praktik nyata, terutama dalam menghadapi tantangan zaman seperti intoleransi, radikalisme, serta penyebaran hoaks yang masif di media sosial.

“Pelajar harus jadi garda depan penjaga kebenaran dan persatuan. Jangan mudah tersulut isu, jangan gampang percaya informasi yang tak jelas sumbernya. Gunakan akal sehat dan nilai-nilai kebangsaan sebagai filter utama,” pesannya.

Ia berharap kegiatan seperti ini dapat diperluas ke lebih banyak sekolah di Jawa Barat dan seluruh Indonesia. Menurutnya, keberadaan lembaga negara tidak boleh terkesan jauh dari rakyat, terutama dari generasi muda yang akan memegang kendali masa depan bangsa.

“Kami ingin agar nilai-nilai dasar kebangsaan tidak hanya diajarkan, tapi juga dihidupkan di tengah keseharian pelajar. Ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan Indonesia,” tutup Agita. *** (fatoni/sap)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *